Thursday, November 3, 2011

Back To December Two

Lanna pula melihat frame gambar tadi - sekali lagi sebelum melektakkannya dalam laci meja belajar itu. Setelah itu, Lanna terus melangkah keluar dari bilik dan menuju ke tingkat bawah - ruang makan.


Ya, memang semuanya ada disitu menunggunya; Ayah Engku ('Ku Haikal), Jane, 'Ku Farzhim, 'Ku Delaila. Melihat satu persatu wajah yang menunggunya di meja makan, membuat Lanna tersenyum. Terhenti langkahnya sebelum sampai dimeja makan. Tak boleh tidak, ada air mata yang tercipta. Sungguh, dia rindu wajah-wajah itu semua.


Jane - orang yang pertama yang menerpa kearah Lanna. Lantas mereka berpelukan - lama. Sehingga kedua-duanya menangis. Yang lain turut juga dilanda sebak melihat drama sebabak itu.


"Lanna, dont you try to run away again, biatch!" Sempat Jane memarahi Lanna - walaupun sedang tersedu-sedan. Lanna pula hanya tersenyum mengangguk.


"Sudah-sudah lah tu, 'Ku Lanna, 'Ku Jannath. Nanti kamu boleh sambung drama sebabak kamu tu. Nak berapa panjang, sampai 123 episod macam sinetron sekalipun, Ayahanda tak kisah. Tapi, for now, kita makan dulu." Teguran dari 'Ku Haikal - ayahanda Jane meleraikan pelukan erat antara Jane dan Lanna. Lanna mengesat air matanya dan menuju kearah 'Ku Haikal, lalu menyalam tangan tua itu.

"Maafkan Lanna Ayah Engku. Maafkan Lanna" Lanna dah terduduk melutut - dan menangis lagi.


Saat itu, 'Ku Haikal juga dilanda sebak. Diusap kepala Lanna yang sedang tunduk menyalamnya. "Yang sudah tu sudah lah Lanna. Tak ada yang hendak dimaafkan pun. Ayah Engku faham keadaan Lanna ketika itu. "


"Terima kasih Ayah Engku." Lanna sambung duduk ditempatnya.

"Oh ya. Lanna, Bonda Ngah kirim salam. Bonda Ngah minta maaf sebab tak dapat datang. She's in London untuk perasmian boutique pengantinnya yang baru. She said, she will give you a call later." Lanna tersenyum.


"Takpe lah Ayah Engku, Lanna faham. Ni dah ada pun Lanna rasa terharu sangat."

Perbualan diteruskan dengan masing-masing bertanya khabar, bertukar-tukar cerita. Cerita selama 8 tahun.


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Malam tu, lepas dinner masing-masing balik ke rumah masing-masing.


"Okay lah, Lanna, Farzhim balik dulu. Besok see you kat office lah. You coming kan?" Tanya Farzhim yang sedang berdiri didepan pintu keretanya ketika Lanna mengiringinya ke garage sebelum pulang. Lanna mengangguk dan tersenyum.

"Yeah, Im coming."

"Good. Jangan lambat tau sebab may be besok jer Farzhim boleh temankan Lanna kat office tu and introduce you kat all the important staffs"

"Okay."


Delaila pula telah lama meminta diri - ada kerja yang perlu disiapkan sebelum hari esok. Ayah Engku Haikal juga telah pulang saing Delaila tadi. Cuma Jane yang tinggal. Memang itu kehendak Jane - nak temankan Lanna katanya. Tapi buat Lanna - dia tidak terus ke biliknya. Dia melangkah ke taman rehat di luar rumah. Matanya masih lagi tidak mengantuk - mungkin sebab perubahan masa dan cuaca yang dialaminya.


Sedang dia sendirian di taman itu, Jane datang duduk disebelah.

"Kenapa Lanna pergi macam tu jer?" Tanya Jane tiba-tiba setelah agak lama mereka berdua hanya diam membisu. Sudah lama dia hendak tanyakan Lanna soalan itu. Lanna pula hanya bisa memandang Jane disebelah - lama.


Tak tahu nak cerita macam mana. Tak tahu nak kata apa. Sebab time tu, bagi Lanna, dia cuma tak nak tinggal kat sini, rumah ni setelah bonda dan ayahandanya terkorban didalam satu nahas kapal terbang.


"Lanna tahu, kita semua rasa sedih sangat bila Lanna pergi. Jane rasa macam Jane ni bukan siapa-siapa pada Lanna." Jane sambung. Ya, memang dia marahkan Lanna.


Lanna diam lagi. Dan dia tahu, Jane memang berhak untuk marah. Memang dia salah.

"Kenapa diam?" Tanya Jane.


"Lanna mintak maaf sebab buat Jane rasa macam tu semua. Lanna tak tahu nak kasi alasan apa, Lanna tak tahu nak kata apa. Lanna tahu Lanna salah. Im so so sorry.."


"You know what Lanna, its not only us you left here. You left someone else too. Cold fact is, that someone you left - were left unexplained, without any news, without any notice. And yeah, he is badly heartbroken." Jane tahu Lanna tahu siapa yang dia maksudkan itu.


Sampai situ, Lanna dah tak boleh tahan sedih dah. Teresak-esak dia menangis. Ya, dia rasa bersalah yang teramat-amat pada that someone. Jane dah angkat punggung untuk masuk ke dalam rumah.


"Jane masuk tidur dulu. Besok kita sambung eh. Penat sangat dah ni. Lanna pun, tidurlah. Tomorrow is going to be a long day for you."


Separuh jalan,Jane stop lagi. Dia pusing balik ngadap Lanna. Jane sedikit menjerit "Tengku Lanna Ellsarra An-Shah,..!" Lanna menoleh menghadap Jane. "..Welcome home and Selamat Malam." Jane sambung sambil tersenyum lalu beredar masuk ke dalam rumah.


Tak lama kemudian, Lanna pun mausk ke dalam biliknya.

No comments:

Post a Comment